Berikut ini akan dijelaskan budidaya segmen Pembesaran Lele
Sangkuriang dengan cara yang praktis, mudah dan sangat membantu bagi para
petani pemula bahkan bagi mereka petani yang sudah lama sekalipun. Berdasarkan
temuan penulis, teknik budidaya pembesaran Lele Sangkuriang sangat beragam dan
pada umumnya banyak sekali kendala, terutama masalah kematian akibat buruknya
kualitas air pada kolam, disamping tentunya akibat faktor-faktor lain. Untuk
mengatasi persoalan di atas penulis akan mencoba memberikan arahan berdasarkan
fakta lapangan dan pengalaman yang telah dilakukan.
Persiapan Lahan
Lahan yang digunakan untuk budidaya
sebaiknya pada lahan terbuka yang mendapatkan sinar matahari secara penuh,
terhindar dari naungan langsung baik itu berupa atap bangunan ataupun tajuk
pohon yang menjuntai ke lahan kolam, seandainya diperlukan pohon peneduh maka
jumlahnya sedikit saja dan ditempatkan agak jauh dari pinggir kolam. Lahan
harus dekat dengan sumber air, jika tidak ada sumber air berupa sungai/ selokan
yang bersih lebih baik membuat sumur sebagai sumber air, tidak boleh
menggunakan air yang tercemar limbah atau misalnya tercemar pestisida pada
jalur air yang dekat dengan kegiatan pertanian atau perkebunan.
Gambar lahan untuk kolam
Jenis Kolam
Ada dua jenis kolam yang direkomendasikan untuk budidaya Pembesaran
Lele Sangkuriang ini, yaitu Kolam Terpal
dan Kolam Semen Permanen, kolam tanah tidak direkomendasikan mengingat sistem
budidaya ini menggunakan air mati tanpa sirkulasi sehingga air kolam harus
benar-benar statis tidak ada rembesan, selain itu kolam tanah sangat rawan
patogen hama penyakit.
Dengan sistem budidaya air mati yang juga dikenal denan istilah Green
Water System kelebihannya adalah bisa menghemat air dan dapat menciptakan
kondisi air yang sesuai dengan kebutuhan hidup lele.
Gambar kolam terpal
Gambar kolam semen
permanen
Ukuran Kolam dan Padat Tebar Benih
Ukuran kolam untuk Budidaya Pembesaran
lele Sangkuriang maksimal adalah 10m x 5m x 1,5m (PxLxT), jika kolam lebih
besar lagi maka akan banyak menemui kendala terutama ketika memberikan pakan
dan mengatur air akan sulit dikontrol, jika ingin menambah kapasitas produksi
lebih baik menambah jumlah kolam saja dari pada memperluasnya. Sebagai contoh,
ukuran kolam yang banyak direkomendasikan adalah 5m x 2m x 1,5m (PxLxT) untuk
kapasitas tebar 1000 ekor, tentunya lebih kecil kolam lebih mudah mengelolanya.
Adapun padat tebar untuk
Budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang
adalah 100 ekor/m2 , sehingga kapasitas kolam paling besar 10m x 5m x
1,5m berisi populasi sebesar 5000 ekor, untuk kolam yang kecil 5m x 2m x 1,5m
populasinya adalah 1000 ekor.
Pembuatan Kolam
Berikut ini tahapan untuk pembuatan kolam:
1.
Pengerjaan
tanah
Sebidang tanah sesuai ukuran kolam dikeruk
atau digali setinggi 50cm – 70cm, tanah hasil galian ditumpuk pada pinggir
kolam untuk tanggulan, ini penting untuk membantu terpal menahan beban air.
Pastikan tanah telah dibersihkan dan harus rata, kemudian di tengah-tengah
kolam buatlah cerukan kecil memanjang seperti parit untuk memudahkan nanti pada
saat panen atau pada saat menguras air.
Gambar pengerjaan tanah
2.
Pembuatan
rangka kolam
Lahan yang sudah digali selanjutnya
dipasangkan rangka sebagai penampang untuk memasang terpal, rangka bisa
menggunakan bambu yang dibuat seperti pagar di sekeliling kolam, atau bisa juga
menggunakan rangka dengan pasangan batako supaya lebih awet. Pastikan
pemasangan rangka presisi dengan ukuran kolam supaya memudahkan pada saat
memasang terpal serta hasilnya rapi.
Gambar rangka bambu
Gambar rangka batako
3.
Persiapan
terpal
Belilah terpal tipe A8 sesuai ukuran
kolam, misal: ukuran kolam 10m x 5m x 1,5m (PxLxT) maka ukuran terpalnya
adalah: 13m x 8m, sementara untuk ukuran kolam 5m x 2m x 1,5m (PxLxT) maka
menggunakan terpal ukuran 8m x 5m. Sebelum dipasangkan jangan lupa terpalnya
dicuci terlebih dahulu, untuk menghindari racun yang mungkin masih menepel pada
terpal baru, mencuci terpal cukup menggunakan air bersih yang digosok dengan
kain lap atau busa, jangan mencuci terpal menggunakan sabun atau detergen.
Warna terpal direkomendasikan berwarna orange, disamping untuk keseragaman
warna terpal orange juga baik untuk menyimpan panas sehingga mampu menjaga suhu
kolam tetap stabil.
Gambar terpal siap pakai
4.
Pemasangan
terpal
Pasangkan terpal mengikuti bentuk rangka
dengan hati-hati supaya terpal tidak bocor, kemudian lipat bagian pojok terpal
mengikuti bentuk sudut rangka, setelah itu isilah dengan air. Rapikan terpal
sambil pengisian air berlangsung, ini dapat membantu pemasangan terpal lebih
mudah. Setelah terpal terpasang dengan rapi, selanjutnya ikatkan setiap ujung
atau sisi terpal pada rangka kemudian lanjutkan pengisian air hingga ketinggian
mencapai 50cm, maka kolam siap digunakan.
Gambar pemasangan terpal
Pemupukan Kolam
Untuk mendapatkan hasil yang baik pada
budidaya Lele Sangkuriang, kita harus tau kondisi air yang ideal bagi tempat
hidup ikan lele, yaitu suhu air pada kisaran 28°c - 32°c serta PH air pada
kisaran 7-8. Untuk menciptakan kondisi air seperti itu kita harus melakukan
pengomposan kolam, caranya dengan menggunakan kotoran kambing dan ramuan herbal
(buatan Abah Nas). Tahapannya adalah sebagai berikut:
Gambar pengomposan
1. Pertama
siapkan air bersih 5 liter atau kira-kira satu ember penuh, kemudian masukan
herbal 4 sendok makan, campurkan garam dapur 2 sendok makan, kemudian diaduk
hingga rata.
2. Setelah
ramuan siap kemudian dicipratkan/ disebarkan pada kolam secara merata hingga 1
ember ramuan itu habis untuk 1 kolam ukuran 5m x 2m x 1,5. Jika kolam itu
ukurannya lebih besar maka dosisnya dapat disesuaikan atau ditambah saja.
3. Selanjutnya
siapkan kotoran kambing yang masih baru, masih basah, masukan ke dalam karung,
lalu diikat kuat menggunakan tali dan dicemplungkan ke dalam kolam yang telah
diberikan herbal. Untuk 1 kolam ukuran 5m x 2m x 1,5 cukup menggunakan 2 karung
kompos, dengan berat masing-masing karung sekitar 7,5 kg.
4. Biarkan
kompos berada pada kolam selama minimal 8 hari, selanjutnya bisa diperiksa air
kolam telah matang terlihat dari banyaknya plankton, jasad renik seperti kutu
air, jentik-jentik dan mikroba lainnya.
5. Setelah
8 hari kolam siap digunakan, ditebar benih. Pada saat benih ditebar maka benih
itu akan bergerak agresif memakan plankton hasil kompos.
Bagi mereka petani yang ingin mencoba
melakukan Budidaya Pembesaran Lele Sangkuriang maka wajib melakukan pengomposan
ini karena itulah salah satu faktor penting dalam tahap budidaya, silakan bagi
petani yang membutuhkan herbal untuk menghubungi penulis pada kontak yang ada.
Gambar herbal
Persiapan Benih
Ketika kolam
telah dilakukan pengomposan, selanjutnya adalah mempersiapkan benih yang baik. Kualitas benih yang ditebar akan menentukan
produksi pada saat panen kemudian hari, sehingga perlunya melakukan seleksi
terutama asal-usul benih yang akan dibeli harus dijamin keasliannya yaitu Lele
Sangkuriang dan direkomendasikan yang berasal dari kelompok petani yang
dibimbing oleh Pak Nasrudin, sang Maestro. Hal ini perlu diperhatikan mengingat sulitnya membedakan yang mana
jenis Lele Sangkuriang dan yang mana Lele Dumbo atau lokal, secara fisik
keduanya sangat mirip. Sementara di masyarakat
banyak sekali beredar jenis Lele Dumbo atau lokal yang kualitasnya telah
menurun akibat “inbreeding” (baca arsip sebelumnya: Sejarah Lele Sangkuriang).
Ukuran benih yang ditebar minimal ukuran
4-6, semakin besar ukuran benih semakin baik untuk Budidaya Pembesaran lele
Sangkuriang, biasanya petani pembenih menyediakan ukuran 4-6, 5-7, 6-8, 7-9 dan
seterusnya. Jika benih yang ditebar dibawah ukuran 4-6 kendalanya adalah kanibalisme. Sebagai contoh benih
ukuran 2-3 atau 3-4 sudah banyak beredar dipasaran, nah untuk ukuran ini jelas
pertumbuhannya tidak akan merata sebagian akan cepat besar dan sebagian lagi
masih kecil, dan yang kecil ini akan habis dimangsa oleh yang besar.
Gambar
benih ukuran 4-6
Tata Guna Pakan
Pada kegiatan pembesaran Lele
Sangkuriang ini penulis menggunakan pakan pelet sebagai pakan utama, kita tahu
bahwa salah satu sifat keunggulan Lele Sangkuriang dibandingkan dengan lele
jenis dumbo biasa adalah FCR (Feed Conversion Rate) nya, dimana Lele
Sangkuriang memiliki FCR 0.9 artinya pada setiap 100 kg Lele Sangkuriang
membutuhkan pakan sebanyak 90 kg, lebih baik dibanding dengan lele jenis dumbo
biasa yaitu FCR nya 1.0-1.1
Disamping
menggunakan pakan pelet, pembesaran Lele Sangkuriang juga bisa menggunakan
pakan tambahan seperti : ayam tiren, ikan runcah, keong mas, cacing dan pakan
alternatif lain yang telah diuji kualitasnya. Penulis sendiri menggunakan pakan
tambahan berupa ayam tiren.
A. Komposisi
Pakan
Berikut ini komposisi jenis
pakan pelet yang diberikan berdasarkan tahapannya, untuk kapasitas benih 1000
ekor (ukuran kolam 5m x 2m x1,5m):
- L1 (pakan terapung) = 3 kg
- PL2 (pakan terapung) = 5 kg
- PL3 (pakan terapung) = 22 kg
- SNL (pakan tenggelam) = 70 kg
Pemberian pakan
dilakukan secara bertahap dimulai pelet L1 kemudian setelah habis dilanjutkan
pelet PL2, PL3 dan SNL begitu seterusnya hingga menjelang masa panen tiba.
B. Jadwal
Pemberian pakan
Pemberian pakan untuk Lele
Sangkuriang harus dimulai jam 9 pagi atau lebih sedikit, alasannya pada jam
tersebut matahari telah cukup memanaskan
suhu permukaan kolam dan menghilangkan zat asam serta menguapkan oksidan yang mungkin
mengendap di permukaan kolam, sehingga pemberian pakan aman dan terbebas dari
racun yang mungkin terkandung di udara. Selanjutnya pakan diberikan tiap 3-4
jam, misalnya:
-
Jam 9.00
-
Jam 13.00
-
Jam 17.00
-
Jam 20.00
Jika masih ingin memberikan
pakan bisa sampai malam sebelum pukul 22, tidak dianjurkan memberikan pakan
melewati pukul 22.00, karena pada jam-jam tersebut biasanya embun telah turun
dan berbahaya bagi perkembangan lele. Apabila kita tidak sempat memberikan
pakan pada jam malam sementara waktu telah lewat pukul 22.00 lebih baik hindari
saja pemberian pakan dan dilanjutkan keesokan harinya.
C. Teknik
Pemberian Pakan
Untuk
pakan pelet:
-
Sebelum ditebar di kolam pastikan pelet telah
“dibibis” dengan air, yaitu dispray atau dibasahi sedikit dengan air panas hingga pelet kenyal dan sedikit mengembang. Hal ini untuk menghindari gejala perut kembung yang
sering menimpa benih lele akibat pakan yang kering.
- Tebarkan pelet di permukaan air secara merata,
tidak berkumpul pada satu titik sehingga lele mendapatkan pakan secara merata.
-
Lakukan pemberian pakan sedikit demi sedikit
memperhatikan respons dari lele, jika pakan yang ditebar telah habis di
permukaan air baru ditebar lagi sedikit-sedikit, demikian seterusnya hingga
respons makannya berkurang dan terlihat satu dua butir pelet tertinggal di
permukaan air maka hentikan pemberian pakan, jangan sampai banyak pakan yang
tersisa karena bisa mengendap dalam air dan menjadi penyakit.
Untuk
pakan tambahan, ayam tiren:
-
Ayam dibersihkan terlebih dahulu, jeroannya
diambil dan dibuang.
- Setelah itu rebuslah ayam hingga setengah
matang, dagingnya empuk tapi juga jangan sampai terlalu lembek.
- Cabutkan bulu ayam sampai bersih, kemudian ayam
dibelah menjadi beberapa potong, selanjutnya ayam digantung di permukaan air
menggunakan tali, jangan sampai tenggelam karena kita akan sulit mengontrolnya.
- Buatlah gantungan tadi di beberapa titik sekitar
kolam, misal 2 atau 3 titik, dengan demikian lele akan memakannya secara
merata.
Gambar pakan dibibis
Gambar pemberian pakan apung
Gambar pemberian pakan tenggelam
Tata Guna Air
Sebagaimana
pemaparan sebelumnya bahwa penulis melakukan budidaya dengan metoda organik dan
tidak melakukan penggantian air selama budidaya, ini dapat menghemat sekaligus
mempertahankan kualitas air. Kuncinya adalah perlakuan kolam sebelum penebaran
benih, sebagaimana ditulis dalam posting sebelumnya yaitu penggunaan kompos dan
herbal.
Air
kolam tidak pernah dilakukan penggantian atau sirkulasi mengingat fungsi herbal
dan kompos yang telah bekerja sehingga tercipta kondisi air yang sesuai dengan
kebutuhan hidup lele. Setelah ditanami lele tanda-tanda kualitas air yang
tampak yaitu berwarna hijau tua yang konon katanya kaya akan alga spirulina air tawar dan jenis alga lain yang
dibutuhkan lele, tetapi warna air yang
hijau ini sebenarnya tidak kotor dan tidak berbau.
Gambar air kolam (Green Water System)
Gambar sample air kolam
A.
Sumebar
Air
Perlu diingat bahwa
pengadaan air harus dari sumber yang bersih, terbebas dari pestisida, limbah
dan kotoran lainnya, kebetulan kolam penulis dekat dengan mata air dan terjamin
kebersihannya, seperti gambar dibawah:
Gambar sumber air dari
pegunungan
B.
Penambahan
Volume Air
Pada
kegiatan Tata Guna Pakan disebutkan bahwa pemberian pakan terdiri dari 4 tahap:
(L1, PL2, PL3, SNL) hal ini berhubungan dengan sistim penambahan air kolam,
dimana disebutkan bahwa air kolam tidak diganti atau difilter tetapi hanya
dilakukan penambahan, tahapannya adalah:
1.
Pada
saat pertama kali benih masuk tinggi air kolam adalah 50 cm, pakan yang
digunakan yaitu L1.
2. Setelah
pakan L1 habis (sesuai dg jatah volume pakan) maka tinggi air ditambah menjadi
70 cm kemudian berikan pakan jenis PL2.
3. Setelah
pakan PL2 habis tinggi air ditambah lagi menjadi 90 cm dan pakan menggunakan
pakan PL3.
4. Terakhir
setelah PL3 habis tinggi air naik lagi menjadi 120 cm, pertahankanlah volume
air pada ketinggian ini hingga saatnya panen tiba dan pakan yang digunakan
adalah pakan tenggelam (SNL).
Gambar pembesaran umur 1 bulan